 |
| Oleh : Romualdus Y. Banusu || Ketua Umum IMAPI Kupang Periode 2018/2019 |
Sebuah Refleksi singkat tentang organisasi mahasiswa!!
......
......
Mahasiswa!!
Berbicara tentang mahasiswa bukanlah hal baru untuk diketahui masyarakat pada umumnya.
Mahasiswa berasal dari dua kata yaitu Maha yang artinya besar; amat; yang teramat dan Siswa adalah murid; anak didik. Jadi Mahasiswa merupakan tingkatan yang paling tinggi dari siswa. Pengertian lain dari mahasiswa yang paling sederhana adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Menjadi mahasiswa sejatinya memikul begitu banyak tanggung jawab yang menjadi hukum wajib untuk dipresentasikan oleh setiap mahasiswa di pemerintahan ataupun masyarakat pada umumnya.
Kedudukan mahasiswa sebagai elemen tertinggi dalam dunia pendidikan menjadikan mahasiswa sebagai Agen Of Change yakni sebagai penyambung lidah masyarakat atau lingkungan. Perlu dipahami oleh kita semua bahwa untuk mencapai tanggung jawab mahasiswa sebagai Agen Of Change tidaklah semudah membalikan telapak tangan atau didapatkan secara mudah di dunia perkuliahan (Kampus).
Mahasiswa dituntut kritis dalam mengambil keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan tertentu untuk kepentingan banyak orang (Masyarakat). Pada dasarnya, untuk menjawab semua itu perlu adanya pembelajaran, pelatihan-pelatihan dini yang hanya bisa di dapatkan di Organisasi Mahasiswa.
Apa Itu Organisasi ?
Pertanyaan singkat yang bila ditanya kepada Masyarakat (Individu atau kelompok), cenderung mengarah kepada partai politik.
Secara garis besar organisasi mahasiswa merupakan wadah, tempat atau kelompok mahasiswa berkumpul bersama-sama untuk belajar atau melakukan kegiatan-kegiatan selain di dunia perkuliahan. Organisasi Mahasiswa dijadikan ibarat kapal besar yang menampung puluhan penumpang dengan tujuan perjalanan yang sama. Sebab dalam dunia organisasi mahasiswa ada hal tertentu ataupun program-program pembelajaran yang nantinya akan di capai bersama -sama yaitu demi kepentingan masyarakat dan bangsa.
Ada dua macam organisasi mahasiswa yaitu; organisasi Intra Kampus dan Ekstra Kampus.
Pertama, organisasi Intra kampus
Organisasi intra kampus adalah organisasi yang berada di dalam lingkungan kampus, seperti BLM, BEM, Senat, HMJ dan masih ada lagi yang lainnya tergantung pada masing-masing kampus.
Kedua, organisasi ekstra Kampus
Organisasi ekstra kampus yaitu organisasi Mahasiswa yang berada di luar Kampus , contohnya organisasi yang beratasnamakan Keyakinan, organisasi kedaerahan dan masih banyak lagi macam organisasi ekstra kampus yang semuanya itu memiliki tujuan dan fungsinya masing- masing yang bilamana seseorang mahasiswa bergabung akan mengetahui lebih jauh tentang makna dan fungsi organisasi mahasiswa itu sendiri.
Organisasi mempunyai banyak sekali fungsi dan tujuan-tujuannya yang akan kita rasakan setelah kembali dan berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat.
Pelajaran- pelajaran yang didapatkan, pengalaman-pengalaman yang di rasakan serta ilmu-ilmu yang diperoleh dalam dunia organisasi mahasiswa pada hakikatnya tidak didapatkan atau ditemui terus menerus saat berada di dunia kampus (perkuliahan ). Contoh sederhana: melatih diri menjadi seorang pemimpin, belajar melatih teknik berpidato, wawancara, melakukan simulasi rapat , diskusi, debat , memecahkan sebuah masalah antar anggota, berlatih membuat surat, proposal , belajar membuat karya-karya seni kerajinan tangan yang bernilai tinggi, serta masih banyak lagi hal-hal yang didapatkan , dan itu semua yang akan di terapkan seketika kembali ke rumah (masyarakat).
Mahasiswa cenderung fokus mengejar indeks prestasi (IP) yang tinggi daripada bergabung pada salah satu organisasi mahasiswa. Hal ini wajar-wajar saja, ini kembali kepada kesadaran diri sendiri. Sementara ada yang menganggap organisasi menjadi pemicu di sebagian kalangan (masyarakat dan mahasiswa) menjadi penghambat dalam perkulihan dan secara tidak langsung memupuk mahasiswa terlambat menyelesaikan tugas akhirnya. ketakutan-ketakutan ini yang kemudian menjadikan diri (Mahasiswa) jauh dari lingkungan organisasi Mahasiswa.
Asumsi-asumsi ini tentu semua benar adanya, namun perlu di telusuri lebih jauh lagi apakah organisasi menjadi pemicu terlambatnya tugas akhir seseorang Mahasiswa? bukan menjadi sebuah jawaban yang kongkrit, sebab belum ada riset atau penelitian yang sepenuhnya membuktikan bahwa hal ini benar adanya.
Menempatkan diri menjadi seorang aktivis tidaklah mudah , perlu pandai mengatur waktu antara dunia perkulihan dan dunia organisasi. bila pembagian waktu bisa di optimalkan dengan bijak maka tidak menutup kemugkinan proses dua dunia bisa dicapai bersamaan .
Marilah tetap jadikan kuliah prioritas, organisasi rutinitas dan berproses dengan totalitas, sebab suatu proses yang baik tidak pernah menghianati hasil akhirnya.