Malam Yang Fana

 

Oleh : Riko Suab || Anggota IMAPI Kupang - Angkatan Ke-V


Rembulan pada kali ini, seolah menitipkan kiasan dalam dekapan hangatnya waktu yang setahun lamanya terlewatkan begitu saja.


Padahal Dia sudah ada di benak sejak waktu itu, Ia tentu belum mengetahui siapa pastinya.


Ingin Ku bernegosiasi dengan Sang Empuhnya hidup untuk memberikan waktu agar ruang yang cukup diperoleh. Hal ini mungkin adalah awal dalam sebuah perjalanan, karena untuk menoleh kebelakang bukan saatnya lagi.


Tentang Dia mungkin adalah sebuah kebenaran dari perasaanku yang harus di sesuaikan antara usaha dalam ruang dan waktu.


Aku percaya, untuk kali ini bukan soal waktu yang menjadi dalang dan Rembulan bukan saksi untuk kehadirannya.


Mungkin saja pagi adalah penantian yang tak kunjung datang. 


Ah, Wahai rembulan bolehkah salamku dititipkan pada mentari? agar datangnya tepat waktu supaya yang Fana lekas berlalu.

Post a Comment

Previous Post Next Post