Yang Tersirat Tanpa Jawaban

Oleh : Riko Suab || Anggota IMAPI Kupang - Angkatan Ke-V


Matahari perlahan mulai meninggalkan bumi. Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang telah menjaga para penghuni bumi serta segala yang ada di dalamnya.

Hingga saat ini, saya masih merasakan perginya matahari seakan melukiskan pesan singkat lewat cahaya kemuning yang tidak menggambarkan keindahan, melainkan sebuah arahan dan mengingatkan kepada bumi yang di tinggalkan, agar para penghuninya segera melepaskan segala kesibukan dan kepenatan duniawi untuk menikmati jagat raya meskipun sesaat.

Kali ini, saya tidak mau berhenti mencari tahu apa sesungguhnya di balik senja itu.

Cahaya kemuning lambat laun meninggalkan bumi. Namun tak satupun jawaban yang bisa saya dapat dari rasa penasaranku, apa yang telah senja isyaratkan dalam gambaran cahaya kemuning itu?

Ah, rasanya ingin Menyerah karena seolah-olah senja dan malam telah kompak untuk memberikan teka-teki pada saya. Karena saat ini saya juga merasa bukan senja saja, tapi malam pun tak mau kalah memberikan pesannya lewat angin yang menerpa-ku, Tiupan itu seolah memaksa saya untuk secepatnya mencari tahu pesan apa yg di berikan oleh senja.

Sepertinya malam pun merasa cemburu pada saya, karena hanya memfokuskan pencarian pada senja tanpa memikirkan jawaban dari sang raja gelap yang kian menyelimuti bumi. Lewat angin malam, menuntun saya pada suatu analogi bahwa gambaran pada senja itu berisikan pesan, supaya semua penghuni bumi ini bisa kembali pada sang ILAHI dan memyempatkan diri untuk mengucapkan syukur atas apa yg IA berikan.

Dalam situasi saat ini, TUHAN mau agar Hamba-nya tetap bersyukur atas apa yang sudah di berikan.
Saat ini merupakan cobaan yang telah TUHAN berikan namun semuanya itu pasti ada jalan keluarnya karena sesungguhnya  cobaan tersebut tidak melebihi batas kemampuan hamba-NYA.

Ternyata jawaban di balik senja itu adalah ucapan syukur manusia.

Terimakasih TUHAN atas pesan mutiara yang tertitip pada senja itu.

Post a Comment

أحدث أقدم