Malam Yang Sunyi

Oleh: Nor Neonnufa
(Anggota IMAPI Angkatan Ke-7)



Suatu ketika pada saat itu malam pun telah tiba, secara perlahan-lahan pikiran pun terasa sempit sepertinya sebuah kapal yang berlayar di tengah laut dan tidak tau kemana arahnya ia pergi.


Namun pikiran pun tidak berhenti mengakses Aku memanfaatkan kesempatan pada malam itu untuk merefleksikan kembali lembaran-lembaran lama yang kini hampir sirna dalam hidupku. 


Maka pada saat itu yang hadir dalam benakku hanyalah sebuah harapan yang selalu di andalkan sepertinya sebagai berlian yang lebih berharga dan terdorong untuk menggapai di dasar laut.


Sehingga dibalik adanya rasa semangat yang menjadi pijakan tumbuh dan mekar dalam kesepian pada malam itu. Lalu Aku berpikir untuk menyendiri tanpa ada alasan yang harus mendesak sehingga mengambil sikap  secepat itu.


tetapi Aku cuman merenung betapa keuntungan dan kerugian di saat kesepian pada waktu semalam. Jadi Aku hanya fokuskan pada satu titik yang menjadi solusi kemudian dikaji untuk temukan sebuah artian dibalik kesunyian pada malam itu.


Lalu kesadaran pun secara perlahan-lahan datang menghantuiKu seakan-akan harus menikmati pada malam itu. 


Namun sulit untuk menggapai, sehingga Aku sadar bahwa sesuatu yang muncul tanpa sadar dalam pikiran yang begtu indah, itulah bukan sebuah kenikmatan yang harus disaji dalam kebahagiaan


Tetapi perlu memetik melalui proses yang matang, karena apa yang kita pikirkan belum tentu jadi. sebaliknya pula Optimis tanpa Realistis akan gagal selamanya. 


Oleh karena itu marilah kita belajar berpikir untuk berbuat, jangan terbiasa untuk berbuat tanpa berpikir. Maka harus ciptakan pribadi seperti Ruang, Guru dan Siswa sehingga belajar itu tanpa menanti momen yang tepat.

Post a Comment

أحدث أقدم