 |
| Oleh : Theodosia M.I Nule || Anggota IMAPI Kupang - Angkatan Ke-V |
Kota yang selalu bising dengan beragam aktifitas..
Entah kesibukan mencari sesuap nasi untuk anak istri..
Sekolah yang selalu dipenuhi keceriaan calon pemimpin bangsa ini..
Jalanan yang selalu ramai dengan ingar-bingarnya kota...
kini dibungkam rasa takut, virus yang kau ijinkan ada telah mencuri semua itu...
Virus yang mampu menghentikan segalanya, ia lebih otoriter dari rezim orde baru..
Kotaku hampir tak bertuan, tuannya bersembunyi dibalik rasa takut..
Perkumpulan dilarang, keramaian dibungkam, berjalan sekedar menikmati indahnya kota pun tak boleh...
Siang kini terasa seperti malam, sunyi dan mencekam...
Entah di dalam rumah ataupun di luar rumah tak ada bedanya...
Bahkan untuk menunaikan ibadah di rumah-Mu saja kami tak bisa...
Kami hanya bisa berdiam diri, terpenjara dalam kekhawatiran sembari memohon belas kasihan-Mu...
Dipenghujung malam aku terdiam memikirkan semua yang telah terjadi...
Ada banyak tanya yang ku jawab sendiri menghiasi kepalaku...
Apa Tuhan sedang menghukum kami?
Tidak, Tuhan maha pengampun...
Apa Tuhan senang melihat kami menderita?
Tidak, Tuhan maha penyayang...
Apa semua ini adalah rencana-Mu?
Mungkin semua ini adalah kelalaian kami sebagai manusia yang tidak mampu melindungi bumi ini...
Jika ini hukuman, maaf bila kami terlampau sibuk dengan urusan dunia hingga lupa akan kemurahan-Mu....
Jika ini adalah konspirasi segelintir kaum...
Maafkan juga mereka yang dengan sengaja merusak dunia ini...
Semoga kami lekas sadar atas segala kelalaian kami dan dapat kembali menjadi manusia yang lebih baik lagi...
Aku sangat merindukan Rumah-Mu Tuhan,
banyak yang ingin sekali ku ceritakan pada-Mu...
Aku rindu hari-hari menjelang malam...
Hari dimana dengan langkah kaki yang penuh ceria dan gembira pergi ke Rumah-Mu..
Aku rindu kedamaian Tuhan, jangan Kau biarkan damai ini berlalu..
Pulihkan bumi ini Tuhan, aku merindukan rumah-Mu..