Oleh: Maria S. K. Naikteas
(Anggota IMAPI Kupang-Angkatan Ke-IV)
.....
"L : selamat sore sayang, kapan datang ? aku sudah merindukanmu.P: selamat sore juga sayang, Maaf sayang aku tidak bisa pulang,"
itulah sepenggal isi obrolan kami sore ini.
Begitulah resiko dari hubungan jarak jauh, harus terhalang dan terpisah oleh jarak.
Tidak bisa saling berkunjung ke kos untuk sedikit bercerita dan duduk bersama sambil menikmati kopi seduhan sang kekasih, apalagi untuk menikmati hasil masakannya, sekedar untuk memastikan apakah si dia sang pujaan yang bisa memikat hati sang ibunda dengan keahlian memasaknya?
Apalagi hanya sekedar datang untuk isi air galon pada saat kehabisan stok air di kos, atau sekedar membantu untuk menulis tugas kuliah.
Ah, sudahlah, itu hanya sedikit khayalanku saja.
Pagi tadi, ketika aku membuka ponselku ada informasi bahwa beberapa minggu ke depan, mahasiswa akan dirumahkan atau diliburkan.
Hati senang tiada Tara karena ini adalah kesempatan untuk kita bisa saling bertemu sekedar melihat dari mata ke mata.
Akupun langsung menyampaikan berita bahagia ini padamu dan rupanya, bukan hanya aku yang bahagia tapi engkau juga sangat bahagia dan bersyukur akhirnya waktu mengizinkan kita untuk bertemu.
Namun sayang, lagi-lagi itu hanya khayalanku saja yg menginginkan temu ini.
Nyatanya liburan kali ini tidak seperti biasanya, liburan yang harus mengantarkanku untuk kembali ke rumah untuk bertemu dengan orangtuaku ataupun dirimu.
Liburan kali ini menuntutku untuk harus tetap di dalam tempat tinggalku.
Liburan kali ini tidak mengizinkanku untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
Liburan kali ini tidak memperbolehkanku untuk sekedar berkumpul bersama sahabat-sahabatku, apalagi harus kembali ke rumah dan bertemu denganmu.
Rindu Ingin bertemu yang sudah terlampau besarnya harus kembali ku tahan lagi.
Rindu untuk menggenggam tangamu dan berkeliling Bersamamu untuk menghabiskan malam tanpa bintang di kota kelahiran kita pun, berujung pada anganku saja.
Sayang....
untuk kali ini, dunia benar-benar tidak mengizinkan kita untuk bertemu, bukan karena waktu tapi karena keadaan tidak pula mengizinkan.
Sayang....
tahanlah rindu itu.
Dunia kita sedang tidak baik sayang, dunia kita sedang sakit.
Selama ini, kita sering menyalahkan jarak, tapi untuk sekarang justru jaraklah yang akan menyelamatkan kita.
Tahanlah rindu itu sebentar saja.
sayang....
Semoga dunia cepat pulih.
Semoga badai ini cepat berlalu. Untuk setiap doa yang selalu kau selipkan namaku, aku mohon untuk kau juga mendoakan dunia kita, agar kelak yang kita ceritakan untuk anak cucu kita bukan hanya perjuangan dan pengorbanan untuk diriku dan dirimu, tapi setidaknya, kita pernah mengorbankan rasa untuk keselamatan dunia.
Teruntukmu sang kekasih, terimakasih dan jagalah dirimu.
Cepatlah pulih duniaku
#dirumahaja
#stayhome
Loel, 28 Maret 2020